Tahun 1996-2006, Sektor Perdagangan Masih Urat Nadi Ekonomi Indonesia


Pada tanggal 3 September 2006, Kepala BPS mengumumkan hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Hasilnya, ada sekitar 22.7 juta perusahaan (diluar sektor pertanian) yang ada di Indonesia. Sedangkan pada sensus 10 tahun sebelumnya, terdapat 16.4 juta, berarti terdapat kenaikan 38.4% atau bertambah sebesar 6.3 juta. Jadi rata-rata dalam 1 tahun terdapat sekitar 630 ribu perusahaan, tetapi rata-rata ini sebenarnya bisa lebih besar lagi mengingat setelah krisis ekonomi 1997, banyak sekali perusahaan yang tidak bisa bertahan hidup. Kenaikan jumlah perusahaan yang mendekati angka 40% ini cukup menggembirakan bagi dunia kerja di Indonesia, tetapi ini belumlah cukup karena tingkat penggangguran masih tinggi. Masih perlu dikaji tentang jumlah pegawai di perusahaan tersebut, dibandingkan dengan jumlah penggangguran di Indonesia.

Kondisi tahun 1996 dan 2006 tidak jauh beda dalam hal sektor dimana terdapat perusahaan yang bergerak. Sektor perdangan, hotel dan restoran/tempat makan sekitar 57% (hampir setengahnya), sedangkan sektor yang lain dibawah 15%. Hal ini menunjukan bahwa perdagangan merupakan urat nadi perekonomian Indonesia. Orang tidak akan menyangkal hal tersebut, disekitar kita saja, makin menjamur toko-toko kecil baik kelontong maupun yang partai besar, pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana untuk menyediakan tempat untuk berdagang. Hal ini juga disebabkan karena banyak orang yang tidak bisa diterima kerja di sektor formal akhirnya mencoba keberuntungaannya dengan berdagang.

Sumber data: Berita dari detikfinance.com dan data diolah kembali oleh penulis.