Penduduk DKI Jakarta Berkurang

Penduduk Jakarta Selatan dan Pusat dalam jangka waktu 10 tahun mengalami penurunan sebesar 15% (Jak-Sel) dan 21% (Jak-Pusat), sedangkan wilayah Jakarta lainnya mengalami kenaikan jumlah penduduk yang besarnya bervariasi. Secara keseluruhan penduduk Provinsi DKI Jakarta menurun 1% dalam kurun waktu 10 tahun ini.
Dari kacamata awam, sepertinya fakta dari data ini kurang benar karena DKI Jakarta sebagai ibukota negara, pusat ekonomi dan perdagangan, dan pusat informasi dan hiburan masih merupakan primadona para pencari pekerjaan yang makin hari makin bertambah saja baik dari penduduk DKI sendiri ataupun dari luar provinsi DKI.

Selengkapnya

18% Penduduk Tunggu Waktu untuk Miskin

Angka kemiskinan baru saja diributkan oleh banyak kalangan baik dari kalangan politik dan kalangan ekonom. Semuanya intinya meragukan angka kemiskinan yang dipidatokan oleh Presiden SBY, atau tepatnya dengan angka BPS. Kemiskinan mempunyai dimensi yang banyak, tetapi walaupun begitu tetap harus diukur untuk kebijakan pemerintah. Pemerintah melalui BPS menentukan kemiskinan dari garis kemiskinan yang diformulasikan oleh ahli-ahli di BPS, sebenarnya BKKBN juga punya kriteria tertentu untuk menentukan keluarga miskin. Keduanya sangat berbeda dari segi metode pengukurannya.

Selengkapnya disini atau disini

Modifikasi Garis Kemiskinan BPS

BPS menentukan angka kemiskinan dengan garis kemiskinan yang diformulasikan oleh ahli-ahlinya. Kita dapat menemukan di dalam publikasi BPS katalog No: 2331 berjudul “Data dan Informasi Kemiskinan”, Buku 1 : Propinsi dan Buku 2 : Kabupaten yang jelas-jelas di salah satu tabelnya dicantumkan besarnya garis kemiskinan untuk Propinsi (Kota/Desa/Kota+Desa), Indonesia (Kota/Desa/Kota+Desa) dan Kabupaten/Kota. Buku ini mulai dipublikasikan sejak tahun 2002 sampai 2005.

selengkapnya

Tahun 1996-2006, Sektor Perdagangan Masih Urat Nadi Ekonomi Indonesia


Pada tanggal 3 September 2006, Kepala BPS mengumumkan hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Hasilnya, ada sekitar 22.7 juta perusahaan (diluar sektor pertanian) yang ada di Indonesia. Sedangkan pada sensus 10 tahun sebelumnya, terdapat 16.4 juta, berarti terdapat kenaikan 38.4% atau bertambah sebesar 6.3 juta. Jadi rata-rata dalam 1 tahun terdapat sekitar 630 ribu perusahaan, tetapi rata-rata ini sebenarnya bisa lebih besar lagi mengingat setelah krisis ekonomi 1997, banyak sekali perusahaan yang tidak bisa bertahan hidup. Kenaikan jumlah perusahaan yang mendekati angka 40% ini cukup menggembirakan bagi dunia kerja di Indonesia, tetapi ini belumlah cukup karena tingkat penggangguran masih tinggi. Masih perlu dikaji tentang jumlah pegawai di perusahaan tersebut, dibandingkan dengan jumlah penggangguran di Indonesia.

Kondisi tahun 1996 dan 2006 tidak jauh beda dalam hal sektor dimana terdapat perusahaan yang bergerak. Sektor perdangan, hotel dan restoran/tempat makan sekitar 57% (hampir setengahnya), sedangkan sektor yang lain dibawah 15%. Hal ini menunjukan bahwa perdagangan merupakan urat nadi perekonomian Indonesia. Orang tidak akan menyangkal hal tersebut, disekitar kita saja, makin menjamur toko-toko kecil baik kelontong maupun yang partai besar, pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana untuk menyediakan tempat untuk berdagang. Hal ini juga disebabkan karena banyak orang yang tidak bisa diterima kerja di sektor formal akhirnya mencoba keberuntungaannya dengan berdagang.

Sumber data: Berita dari detikfinance.com dan data diolah kembali oleh penulis.